Kekerasan Rumah Tangga di Bekasi Gara-Gara Uang Rp 30 Ribu, Anak Dikandangkan Hukum

anak aniaya ibu kandung di bekasi

Seorang ibu tunggal di Bekasi, Meilanie Setiya Ningsih (46 tahun), menjadi korban penganiayaan oleh anak kandungnya, Ichsan Ezra Chandra (23 tahun), hanya karena menolak memberi uang jajan sebesar Rp 30 ribu. Peristiwa itu berlangsung pada Rabu siang, 18 Juni 2025, di teras rumah mereka. Korban sempat meminta bantuan ke tetangga untuk memenuhi permintaan anaknya, namun usaha tersebut gagal setelah Meilanie menyatakan tidak punya uang.

Terekam CCTV yang kemudian viral, Ichsan terlihat menjambak rambut dan memukuli kepala, tangan, paha, hingga menyeret ibunya ke lantai. Meilanie mengalami memar di kepala dan pinggang, serta merasakan nyeri dalam pada bagian tubuh tersebut. Ia mengaku terkejut sekaligus takut saat melihat sosok anak kandungnya sendiri begitu kehilangan kendali .

Polres Metro Bekasi Kota segera mengambil tindakan setelah menerima laporan dari korban. Kombes Kusumo Wahyu Bintoro menerangkan bahwa Ichsan telah ditangkap pada Kamis, 19 Juni 2025. Pelaku kemudian ditahan dan dijerat dengan Pasal 44 Ayat 1 Undang‑Undang Nomor 23 Tahun 2024 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Rekaman kekerasan ini menjadi viral dan memancing reaksi warganet. Banyak pihak menyayangkan perilaku pelaku sementara meminta layanan perlindungan untuk korban, termasuk pemeriksaan medis dan pendampingan psikologis. Hingga kini polisi masih mendalami motif kekerasan tersebut, yang pada dasarnya berawal dari permintaan Rp 30 ribu. Investigasi juga mencari tahu apakah ada faktor lain seperti tekanan ekonomi, gangguan mental, atau latar belakang konflik keluarga yang memicu tindakan ekstrem ini.

Kasus ini lagi-lagi menyoroti kerentanan korban KDRT, bahkan di lingkungan keluarga inti. Anak kandung sejatinya menjadi individu paling dipercaya, namun dalam kecolongan ini justru menjadi pihak paling menyakiti. Penanganan hukum terhadap pelaku diharapkan memberi efek jera sekaligus memastikan korban mendapatkan dukungan yang memadai. Angka kekerasan dalam rumah tangga tetap tinggi, dan video seperti ini menunjukkan betapa hati-hati kita harus melihat jendela keluarga sebelum bicara kata aman atau terlindungi.

Leave a Response