Kabut di Bekasi dan Depok Bikin Heboh, BMKG: Bukan Polusi, Hanya Efek Cuaca

Kabut di bekasi

Fenomena kabut tipis yang menyelimuti wilayah Bekasi dan Depok pada Minggu malam, 29 Juni 2025, sempat membuat warga bertanya-tanya. Sebagian bahkan mengaitkannya dengan polusi, bencana, hingga hal-hal mistis. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa kabut tersebut adalah fenomena alam biasa akibat perubahan kondisi cuaca, dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, suhu udara di wilayah Bekasi saat itu tercatat sekitar 23 derajat Celsius, sementara di Depok sedikit lebih rendah yaitu 22,1 derajat. Penurunan suhu ini terjadi karena hujan yang mengguyur sejak siang hari pada 28 Juni dan dilanjutkan dengan hujan ringan serta langit yang tertutup awan tebal sepanjang hari berikutnya, sehingga sinar matahari tidak mampu menghangatkan permukaan secara optimal.

Kondisi tersebut diperparah oleh kehadiran udara dingin dari atmosfer atas yang turun ke permukaan, meningkatkan kelembapan hingga lebih dari 90 persen. Di saat yang sama, angin permukaan terpantau sangat lemah atau hampir tidak bergerak, menciptakan kondisi ideal terbentuknya kabut tipis di malam hari. Fenomena ini terpantau di sejumlah titik di Kota dan Kabupaten Bekasi, bahkan sempat disertai hujan ringan singkat.

BMKG menegaskan bahwa kondisi ini bersifat alami dan bukan indikasi adanya lonjakan polusi atau gangguan kualitas udara. Fenomena serupa bisa kembali terjadi apabila faktor-faktor cuaca tersebut kembali terbentuk. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak langsung menyimpulkan sesuatu yang tidak berdasar. Kabut yang muncul hanyalah hasil dari suhu dingin, kelembapan tinggi, dan minimnya pergerakan angin, bukan ancaman lingkungan atau gangguan kesehatan.

Leave a Response